Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bima Berhasil Membunuh Jarasanda

Bima Berhasil Membunuh Jarasanda

Setelah Pandawa berhasil membangun kerajaan Indraprasta, langkah pertama untuk menegakkan dharma menghadapi Hastinapura yaitu dengan menyingkirkan Jarasanda. Ide membunuh Jarasanda adalah saran Basudewa Krisna, bahkan Sangkuni dan Duryudana sudah datang duluan di Magada untuk membujuk Jarasanda mau berpihak pada Kurawa.

Namun ajakan Sangkuni tersebut membuat Jarasanda marah dan menyuruh pasukannya untuk menangkap Sangkuni, Duryudana, dan Dursasana secara hidup-hidup dan dipenggal kepalanya. Duryudana merasa bingung dan ingin melarikan diri dati cengkraman Jarasanda, melihat keponakannya panik Sangkuni menenangkan Duryudana dan Dursasana kemudian memanggil burung untuk menyampaikan pesan bantuan pada Karna.

Sangkuni, Duryudana, dan Dursana dipasung dan kedua tangannya diikat, kemudian kepalanya diletakkan di atas kayu. Ketika Jarasanda mengayunkan goloknya di leher Duryudana, tiba-tiba Karna muncul dengan kudanya dan memanah tangan Jarasanda. Pertarungan sengit antara Karna dan Jarasanda berjalan menegangkan, akhirnya karna menarik busur panahnya yang mengeluarkan jaring mengikat tubuh Jarasanda, namun berhasil melepaskan diri. Karna berkali-kali mengeluarkan jaring dengan panahnya sampai Jarasanda kekelahan untuk melepaskan diri. Setelah kalah akhirnya Jarasanda mau berpihak pada Kurawa

Disaat itu juga Krishna, bersama Bima dan Arjuna, beserta ribuan tentaranya berngkat ke Magada untuk membunuh Jarasanda. Ditengah perjalanan Krishna merasakan keberadaan Sangkuni di Magada, kemudian Krishna mengubah taktik perangnya. Pasukannya disuruh kembali ke Indraprasta, sedangkan Krishna, Arjuna, dan Bima menyamar sebagai Brahmana dan menyusup ke Magada.

Jarasanda dari Magada sudah berhasil mengalahkan dan menangkap 97 raja untuk dijadikan persembahan. Sehingga hanya tinggal 3 raja lagi yang masih perlu ditaklukkan. Yaitu raja Dwarawati Sri Kresna, raja Madura Sri Baladewa, dan raja Hastinapura Yudhistira. Bima dengan penyamarannya sebagai brahmana menantang Jarasanda untuk beradu gulat, Jarasanda mau meladeni tantangan Bima asalkan kuat mengangkat satu kaki milik Jarasanda. Namun Bima berkata, Saya akan mengangkat dua kaki selaligus, alhasil Bima kuat mengangkatnya dan langsung melempar Jarasanda.

Jarasanda tertegun, dan bertanya siapa kau sebenarnya?? Si Krishna menjawab, beliau adalah Bima putra Pandu yang datang kesini untuk menantangmu bergulat. Adu gulat diantara keduanya berjalan alot karena sama kuatnya, Bima mengangkat kedua kaki Jarasanda dan merobeknya menjadi dua bagian tapi raja Magada itu tubuhnya menyatu kembali. Bima merobek tubuh Jarasanda tiga kali, tapi anehnya tubuhnya menyatu dan hidup lagi, Bima heran dengan kekuatan Jarasanda. Akhirnya Bima mengangkat lagi kedua kaki Jarasanda, dan menoleh ke Krishna, Si Krishna memberikan pentunjuk pada Bima dengan membelah kedua kayu yang dilempar kearah yang berlawanan. Bima merobek tubuh Jarasanda dan melemparkan kedua tubuhnya kearah yang berlawanan, sehingga Jarasanda tewas.

Setelah kematian Jarasanda ke sembilan puluh tujuh raja yang ditawan dapat dibebaskan. Mereka dijadikan Sumitra kerajaan Pandawa. Suatu ketika diadakanlah Pandawa Samrat di kerajaan Indraprasta. Pandawa Samrat adalah pertemuan pengangkatan Pandawa menjadi pemimpin di kerajaan-kerajaan yang ada di sekitarnya. Pada pertemuan itu, pihak Pandawa sebagai tuan rumah meminta Resi Bisma yang tertua di antara hadirin sebagai juru bicara merangkap sebagai ketua upacara. Tapi Bisma sendiri sebagai resi melimpahkannya kepada Sri Kresna. Bisma tahu, Kresna adalah titisan Wisnu. Tentu kebijaksanaannya melebihi seorang resi. Pendapat Bisma ini didukung oleh Baladewa, Drupada, dan Widura yang juga mengetahui tenang diri Kresna.