Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kelebihan dan Kelemahan Konseling Kelompok

Konseling kelompok sebagaimana strategi konseling yang lain memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-masing. Berikut ini beberapa kelemahan dan kelebihan konseling kelompok yang harus diperhatikan oleh konselor:

A. Kelebihan Konseling Kelompok
     Kelebihan-kelebihan konseling kelompok antara lain sebagai berikut:
  1. Memberikan lingkungan yang nyaman dan aman bagi konseli untuk mencoba dan mengalami perilaku baru dengan anggota kelompok lain.
  2. Konseli dapat belajar dari anggota kelompok lain saat mereka mengeksplorasi masalah-masalah pribadi.
  3. Proses lebih ekonomis dari segi waktu, karena beberapa konseli dapat dibantu dalam waktu bersamaan selama suatu peretemuan.
  4. Konseli dapat memiliki kesempatan membantu anggota yang lain selama pertemuan konseling sehingga memperkecil kecenderungan terlalu memperhatikan masalah-masalah sendiri yang dialaminya.
  5. Pemecahan masalah dapat ditingkatkan melalui gagasan yang dikemukakan oleh anggota kelompok yang lain.
  6. Kelompok dapat dapat meningkatkan tenaga dan semangat yang dapat membantu memotivasi konseli mencapai tujuan pribadi.
B. Kelemahan Konseli Kelompok
     Disamping kelebihan, konseling kelompok juga memiliki kelemahan. Diantara kelemahan-kelemahan tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Tidak cocok untuk semua jenis konseli. Konseli yang memiliki masalah gangguan jiwa yang sangat serius dan konseli yang memiliki konsep diri yang sangat rendah mungkin tidak cocok untuk untuk konseling kelompok karena mereka akan terancam dengan balikan yang diberikan anggota kelompok lain.
  2. Peran konselor dalam konseling kelompok cenderung lebih tersebar dan karena itu lebih kompleks.
  3. Beberapa konseli mengalami kesulitan mengembangkan rasa percaya terhadap sekelompok individu sehingga perasaan, sikap, nilai-nilai, dan perilaku yang dipandang tidak dapat diterima mungkin tidak akan dikemukakan dalam pembahasan dalam kelompok.
  4. Masih ada beberapa perbedaan pendapat dan kurangnya informasi tentang masalah konseli yang bagaimana yang lebih baik ditangani dalam konseling individual.
  5. Tekanan untuk menyesuaikan dengan norma kelompok dapat menyebabkan konseli mengganti norma kelompok dengan norma sendiri secara tidak tepat.
  6. Bagi beberapa konseli, pengalaman kelompok menjadi tujuan akhir daripada sebuah pengalaman yang digunakan untuk meningkatkan keefektifan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.