Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Modul Pengembangan dan Pemanfaatan Media Bimbingan Konseling

Tugas konselor (Guru BK) di sekolah sebagai pengampu ahli bimbingan dan konseling ialah menyelenggarakan program bimbingan dan konseling (program BK). Program bimbingan dan konseling di sekolah belakangan ini berbasis perkembangan, alih-alih bimbingan dan konseling komprehensif, bahwa pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dipayungi dan terakomodasi dalam kerangka kerja utuh. Berdasarkan kerangka kerja utuh pelayanan bimbingan dan konseling harus dikelola dengan baik, sehingga berjalan efektif dan produktif.

Kerangka kerja pelayanan bimbingan dan konseling mencakup: (1) asesmen lingkungan (asesmen perkembangan konseli), (2) harapan dan kondisi lingkungan (perangkat tugas perkembangan, tataran tujuan bimbingan dan konseling, permasalahan), (3) komponen program (pelayanan dasar, pelayanan responsif, pelayanan perencanaan individual, dan dukungan sistem), dan (4) strategi pelayanan (pelayanan orientasi, pelayanan informasi, penempatan, konseling individu, bimbingan kelompok, bimbingan klasikal, referal, bimbingan teman sebaya, pengembangan media/instrumentasi, penilaian individual/kelompok, penempatan, kunjungan rumah, konferensi kasus, kolaborasi guru, kolaborasi orangtua, akses informasi dan teknologi, sistem manajemen, evaluasi, akuntabilitas, dan pengembangan profesi). Semua yang di sebut diatas terkait dengan empat bidang kegiatan yaitu pribadi, sosial, belajar, dan karir.

Program penunjang/dukungan sistem yakni berupa kegiatan yang dapat menunjang bagi keberhasilan program, misalnya pengembangan staf baik berupa mengikutsertakan Guru BK dalam kegiatan seminar, diskusi, lokakarya/workshop maupun pengembangan staf yang berupa peningkatan kualifikasi pendidikan minimal memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan yakni S1 BK bagi guru BK yang belum memenuhinya dan bila melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yakni S2 BK dan/atau S3 BK. Kegiatan lainnya yang tergolong program penunjang ialah menyelenggarakan rapat koordinasi dengan personil lain di sekolah untuk mendapatkan masukan bagi kesuksesan program bimbingan di sekolah.

Pencapai hasil yang maksimal dalam pelaksanaan program BK di sekolah diperlukan perencaaan program yang matang sebagaimana tertuang dalam program BK komprehensif.  Keterlaksanaan tiap layanan BK perlu disiapkan oleh seperangkat fasilitas termasuk media, karena hampir semua kegiatan layanan BK memerlukan media, betatapun sederhananya media itu. Media BK berfungsi untuk memfasilitasi pelaksanaan kegiatan, sehingga pencapaian hasilnya dapat maksimal. Sebagaimana ditunjukkan ketika konselor memberikan layanan orientasi, maka diperlukan media seperti: transparan, OHP, LCD, maupun media yang lain untuk mempermudah dalam menjelaskan ihwal kepada siswa baru. Demikian pun pada waktu memberikan layanan informasi diperlukan media seperti: selebaran, leaflet, booklet, poster, dan majalah dinding.

Pada waktu memberi layanan konseling juga memerlukan media untuk mencatat hasil konseling yang berupa: alat perekam dan format pencatatan hasil konseling, format kontrak, dan self-help (seperti: bibliokonseling). Di samping media, berbagai instrumen juga diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pendukung, misalnya: angket, lembar pengamatan (observasi), pedoman interview, Daftar Cek Masalah, dan tape recorder/MP3. Dengan kata lain, keberhasilan pelaksanaan program BK oleh seorang guru BK bergantung pula pada bagaimana mengembangkan.