Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hacker Kembar Dari Kota Reog

Hacker kembar dari Ponorogo
Beberapa waktu yang lalu ketika melihat acara televisi di Metro TV yang mengundang Hacker asal ponorogo, Saya jadi tertarik untuk membahasnya kembali di Blog Indoamaterasu. Menurut orangtuanya, kedua anaknya hanya percaya hukum dan peraturan milik Allah dan berasal dari Allah. Mereka tidak tahu kalau meretas situs penyedia jasa domain Indonesia atau PANDI adalah hal yang melanggar hukum, karena kedua anak kembar ini menarik diri dari lingkungan dan sangat rajin beribadah.

Sebenarnya bukan menarik diri dari lingkungan tetapi kurang suka bergaul dengan lingkungan, tetapi bila tetangganya meminta bantuan untuk meperbaiki Komputer kedua anak kembar ini melayaninya dan tidak mau dibayar. Dikampungnya juga membagi-bagikan fasilitas Wi-Fi gratis kepada tetangganya, ketika ditanya kenapa semuanya gratis ? beliau menjawabnya semua milik Allah dan harus untuk kepentingan bersama. Kedua anak kembar tersebut dengan sebutan DBR dan ABR, ternyata memiliki kisah pilu dalam kesehariannya. Kedu remaja ini ternyata jadi 'korban' bully oleh teman sebayanya.

Pembawaan DBR dan ABR ini sejak kecil memang tertutup. Sejak SD, remaja kelahiran Oktober 1994 ini cenderung kurang bersosialisasi dengan teman sebayanya karena setiap bergaul, keduanya sering dibully. Karena itu, keduanya tak pernah lama bersekolah di satu tempat. Pasangan kembar asal Dusun Ploso Jenar, Desa Sumoroto, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo Jawa Timur ini kerap pindah sekolah.

"Sejak mereka di SD, DBR dan ABR sudah di bully teman-temannya jadi sampai pindah-pindah sekolah," kata pengacara DBR dan ABR, Mohammad Pradhipta Erfandhiarta SH. DBR dan ABR ini saat ini tidak menempuh di pendidikan formal. Keduanya baru saja menyelesaikan Ujian Nasional di pendidikan informal Kejar Paket C. Pengacara dari kantor Pengacara Ernawati SH, MH and Friends ini menceritakan, keseharian kliennya ini  di rumah nyaris tak ada teman. Hanya komputer yang setia mereka ajak berkomunikasi. Keduanya sangat jarang keluar rumah, kecuali salat berjamaah ke Masjid sekitar rumahnya.

Melihat gejala anaknya, orangtua DBR dan ABR sempat dibawa ke psikiater di Malang. Hasil diagnosa medis menyebutkan, anak ini tergolong anak yang memerlukan penanganan khusus. Seperti dilansir Tribunews.com, sepasang bocah kembar asal  Dusun Ploso Jenar, Desa Sumoroto, Kecamatan Kauman, Kabupatem Ponorogo Jawa Timur dilaporkan karena membobol situs PANDI (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia). Dua bocah tersebut tengah menghadapi sidang di Pengadilan Negeri setempat.

Keduanya mulai masuk ke sistem PANDI sekitar 2010 silam. Sejak itulah, bocah kembar ini mulai meretas situs penyedia jasa registry domain .id ini. Sekitar setahun kemudian, pengelola PANDI menyadari sistem keamanannya  rusak. PANDI pun melaporkan 'Hacker' ini. Setelah melalui proses penyelidikan, baru 2013 silam, DBR dan ABR disidang di Pengadilan Negeri Ponorogo dengan nomor perkara 395/ Pid. Sus/ 2013/ PN. PO.

Oleh Majelis hakim (yang semula diketuai Muslim SH kemudian diganti Putu Gede Novyrta, SH, Mhum), didakwa 8 januari 2014 silam. Hakim memberikan dakwaan: Primair pasal 48 (1) jo pasal 32 (1) uu no.11/2008 tentang iiformasi dan transaksi elektronik jo pasal 55 (1) KUHP, Subsidair 46(1) jo pasal 30(1) uu 11/2008 jo psl 55 KUHP.

DBR dan saudara kembarnya ABR memakai cara yang cukup sederhana. Mereka hanya memanfaatkan fasilitas gratisan dari browser mozilla firefox.