Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Terbunuhnya Sisupala di Acara Rajayusa

Terbunuhnya Sisupala di Acara Rajayusa

Ketika para Pandawa dengan kerajaanya Indraprasta mau mengadakan acara Rajayusa, Pandawa mengirim undangan ke beberapa Raja kerajaan diseluruh daerah Arya (India). Rajasuya adalah sebuah upacara yang diselenggarakan oleh Para Raja pada zaman India Kuno. Upacara tersebut sangat terkenal, selayaknya upacara Aswamedha. Rajasuya maupun Aswamedha sama-sama merupakan upacara yang hanya bisa dilakukan apabila seorang Raja merasa cukup kuat untuk menjadi penguasa.

Menurut kitab Mahabharata, Sisupala lahir dengan tiga mata dan empat lengan. Orangtuanya berniat untuk membuangnya, namun sabda dari langit mencegah mereka untuk melakukan hal tersebut sebab Sisupala ditakdirkan untuk hidup sampai dewasa. Sabda tersebut mengatakan bahwa tubuh Sisupala dapat menjadi normal jika dipangku oleh seseorang yang istimewa, yaitu seorang titisan Wisnu, dan kematian Sisupala juga berada di tangan orang yang sama.

Ketika keluarga Basudewa menjenguk Srutadewa, Kresna turut hadir. Saat Kresna memangku Sisupala, mata dan lengan tambahan di tubuh Sisupala langsung menghilang. Mengetahui hal tersebut, orangtua Sisupala sadar bahwa kematian Sisupala juga berada di tangan Kresna. Maka dari itu, mereka memohon agar Kresna mau bersabar dan mengampuni kesalahan yang diperbuat Sisupala apabila kelak ia tumbuh besar. Kresna berjanji bahwa ia akan menahan kemarahannya, namun apabila Sisupala telah melakukan penghinaan bertubi-tubi dan dilakukan di hadapan orang banyak, maka Kresna berjanji bahwa ia tidak akan segan untuk membunuh Sisupala. Kresna berjandi pada ibu Sisupala dia akan mengampuni anaknya dengan batasan maksimal 100x kesalahan terhadap Kreshna.

Dalam wiracarita Mahabharata, Sisupala merupakan putra Damagosa dan Srutadewa dari kerajaan Chedi, kerabat Basudewa dari Mathura. Ia merupakan sepupu Kresna sekaligus musuh bebuyutannya, karena Kresna telah merebut Rukmini, wanita yang ingin dinikahinya. Pada saat upacara Rajayusa berlangsung yang dipimpin Kreshna, Sisupala datang bersama Duryudana, Sengkuni, Dursasana, dan Karna, terlihat juga perdana meneteri Hastinapura Widura dan kakek Pandawa Bisma yang Agung.

Sisupala membawa misi untuk membatalkan acara Rajayusa karena upcara tersebut dipimpin oleh Kreshna dengan alasan Kreshna masih terlalu muda dan belum pantas, apalagi masih ada Bisma yang lebih tua dan berpengalaman. Alasan tersebut semata-mata hanya dendam Sisupala kepada Kreshna dan ingin membunuhnya. Bisma yang sadar bahwa Kreshna adalah titisan Dewa Wisnu, Bisma menyuruh Kreshna untuk melanjutkan Rajayusa. Sisupala tidak terima, dan mengolok-ngolok Kreshna dengan mengatakan mengggunakan ketampanan Kreshna untuk mengambil calon instri Sisupala (yaitu Rukmini), dan mengatakan lagi Kreshna adalah penjahat wanita yang telah menikah 1000x.

Kreshna berdiri dan berkata pada Sisupala apakah engkau telah menghitung 100 kesalahanmu, itulah janji yang aku lakukan pada ibumu Sisupala. Namun Sisupala menjawab Saya sudah tahu apa yang harus aku katakan dan kulakukan Kreshna, dasar Basudewa yang serakah dan licik. Kreshna mengangkat tangannya dan mengeluarkan senjata Cakra berupa piringan bergrigi berwarna emas, dalam sekejab senjata tersebut memotong leher Sisupala dan langsung tewas.

Pihak Kurawa seperti Duryudana, Dursasana, Sengkuni, dan Karna menjadi takut akan kemarahan Kreshna, cuma Duryudana yang tidak terima dengan matinya Sisupala. Duryudana menantang Kreshna, namun dilarang oleh pamannya sendiri Arya Sengkuni.