Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Krishna Mengajarkan Karma Yoga Pada Arjuna Sebelum Perang Baratayudha

Si Krishna titisan dewa Wisnu

Arjuna adalah anak Kunthi yang paling tidak tega untuk membunuh saudara-saudaranya sendiri dalam perang Baratayudha. Pamannya sendiri BISMA yang agung lebih memilih memihak Kurawa karena telah bersumpah melayani Hastinapura sampai akhir hayatnya. Sebelum perang dimulai BISMA berbicara di depan Pandawa dan mendoalan supaya yang menang perang adalah Pandawa dan menyuruh membunuh musuh-musuhnya tanpa ampun termasuk dirinya sendiri.

Ketika terompet sangkakala ditiup oleh panglima Hastinapura BISMA, dan Krishna tiba-tiba Arjuna gemetar serta takut akan perang ini. Arjuna memohon pada Krishna untuk melihat pasukannya dengan naik kereta kuda. Rupa-rupanya Arjuna memikirkan nasip pasukannya bila mati dalam pertempuran, beserta saudara-saudaranya termasuk paman BISMA akan tewas. Arjuna tidak tega melihat derita setelah perang Baratayudha.

Semangat Arjuna menjadi rapuh, bahkan Gandiwa yang dipegang ditangannya berkali-kali hampir jatuh. Arjuna meminta petuah dari Si Krishna untuk memantapkan hatinya tanpa keraguan. Krishna mengajarkan Karma Yoga, bahwa inti dari perang ini adalah untuk menegakkan keadilan dan kebenaran. Jadi tujuan yang dicapai terciptanya kedamaian setelah perang Baratayudha. Krishna memantapkan pendirian Arjuna, bahwa siapapun yang berani menegakkan keadilan meskipun harus membunuh saudaranya sendiri maka dia kelak akan berada di surga.

Si Krishna juga menjelaskan bahwa dirinya adalah dewa, dirinya pula yang menciptakan langit, dan bumi. Kemudian si Krishna menampakkan wujud asilnya sebagai dewanya dewa, perwujuddan Krishna membuat Arjuna sangat terkejut tidak menyangka selama ini yang dianggap sebagai temannya adalah seorang dewa. Arjuna semakin mantap dalam melangkah, dan siap perang melawan para Kurawa.