Tradisi Megengan Menjelang Puasa dan Lebaran Yang Hilang

Megengan adalah tradisi menyambut datangnya bulan puasa dan hari raya Idul Fitri. Megengan dilaksanakan mulai 7 hari datangnya ramadhan dan lebaran. Yang melaksanakan tradisi ini adalah orang Jawa khususnya Jawa Timur bagian selatan.
Sama seperti kebudayaan lain, ternyata megengan kian lama semakin luntur. Bila dulunya orang antusias menyambut puasa dan lebaran dengan megengan kini tradisi tersebut telah hilang. Megengan dilaksanakan dengan mengundang beberapa tetangga, salah satunya memimpin doa untuk mengirimkan doa kepada keluarga yang telah meninggal.
Kalau acara semacam ini hilang maka doa kepada yang telah tiada akan terputus, bukannya sebaiknya dipertahankan. Ada beberapa orang yang tetap mempertahankan megengan namun esensinya berkurang yaitu dengan cara membagikan makanan kepada tetangga, bukan seperti dulu dengan mengundang tetangga ke rumah.
Baca: Asal-Usul Kata Mudik Yang Belum Banyak Diketahui Orang
Kalau diamati ada beberapa hal yang membuat tradisi megengan kian hilang diantaranya adalah hilangnya generasi tua dan generasi muda tidak mau melestarikannya. Selain itu sepertinya kodrat ibu sebagai wanita telah hilang dengan malas memasak ukuran besar untuk megengan.
Baca: Perbedaan Masjid, Mushola, dan Langgar
Bayangkan saja persiapan megengan membutuhkan waktu seharian, dari pagi hingga sore. Menu sajiannya sih sederhana namun kalau jumlahnya banyak bisa lama. Menu yang dihidangkan adalah kulupan (dedaunan yang direrebus), sambal goreng (tahu, tempe), dikasih mie, lauknya ayam/ telur, kemudian dimasukkan ke dalam rege/ besek.
Post a Comment for "Tradisi Megengan Menjelang Puasa dan Lebaran Yang Hilang"